Tresno Asih Mring Sesami



Pak Mathoya, dokumentasi pribadi tahun 2016

Liputan ini dipersiapkan untuk mendukung program kegiatan "Pengobatan Alternatif Gratis" pada tanggal 6 Maret 2016 bertempat di Balai Desa Pamotan dengan penyelenggara Bina Dhuafa.


Menurut Matoya, penyakit itu sesuatu yang mengganggu. Berusaha maksimal untuk sembuh atau disembuhkan, merupakan sikap yang perlu dikedepankan bagi semua orang yang memiliki penyakit. Matoya menuturkan, dari pengalaman menjadi terapis selama 26 tahun, kategori penyakit itu ada dua yaitu penyakit lahir dan penyakit batin. Penyakit lahir yaitu kategori pemyakit yang dapat dilihat atau dapat didekteksi. Contoh dari penyakit lahir adalah kesleo, asam urat, kanker, asam lambung, dan lain-lain. Sedangkan penyakit batin itu sangat sulit dideteksi. Contoh penyakit batin diantaranya loro ati, beban fikir, dan gangguan mahluk-makluk astral.

Matoya menjelaskan, tingkat penyembuhan antara penyakit lahir dan penyakit batin adalah sama-sama berat. Jadi dengan penyakit yang berbeda, tentu dengan penanganan yang berbeda. Penyakit itu tergantung pada pasien itu sendiri. Semakin pasien memiliki semangat untuk hidup, berarti dia punya hidup lebih lama. Dan semakin semangat pasien untuk sembuh, maka semakin pasien akan cepat sembuhnya, tegasnya. 


Beberapa pasien yang sering konsultasi kepada Beliau adalah pasien yang memiliki penyakit lahir diantaranya asam lambung, kronis, saraf kejepit dan sebagainya. Adapun pasien penyakit batin agak jarang. Beberapa pasien yang terapi dengan bapak Matoya berasal dari Batang, Tayu, Blora, dan Tuban. Pasien dalam kota diantaranya berasal dari Kaliori, Rembang, Sluke, dan Gunem. 

Hal yang menggerakkan beliau terjun di profesi terapis adalah melihat masyarakat yang sangat banyak di bawah garis kebahagiaan. Ada juga dorongan dari mereka-mereka yang tidak mampu berobat. Dan juga dorongan dari hati saya yang ingin menolong dan tresno asih mring sesami. Beliau beraharap, semua pasien lekas sembuh, diberi kesembuhan Tuhan yang Maha Kuasa. Semoga terapi bisa berkembang dan bermanfaat untuk kebahagiaan masyarakat banyak, pungkasnya. 

Juru rekam: Exsan Ali Setyonugroho 

Pembantu teknis: Adi Prayetno 
Reporter: Suhadi Rembang
Editor: Suhadi Rembang dan Ayuana Yolanda
Nara Sumber: Matoya 
Lokasi wawancara: Rumah Baca Pamotan 
Waktu: Kamis, 25 Februari 2016 
Alat rekam: Hp Lenovo tipe A369i
Aplikasi rekaman: WhatsApp
Aplikasi editing: Microsoft Office Publisher  2007 


Ucapan terimakasih untuk Mbak Ayu yang telah mengirim kripik tempe pamotan, peyek kacang, es teh dan rokok. Semoga Mbak Ayu dijauhkan dari penyakit lahir dan batin. Amin

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.