Mari Belajar Toleran dan Saling Berbagi

Direktur Yayasan Bina Dhuafa Indonesia, Ahmad Harnoto sedang memberi santunan  (Doc. Ryan Azza, 2016)

Yayasan Bina Dhuafa Indonesia mengadakan kegiatan sosial bertemakan kebudayaan. Kegiatan ini dilangsungkan pada hari Kamis (30/06/2016), pukul 15.00 wib hingga selesai.

Kegiatan yang ini diselenggarakan Pamotan, tepatnya di di Palan Wetan, Rt.02/Rw.01, Pamotan, Rembang. Kegiatan ini meliputi beberapa acara diantaranya; Hataman Al-Quran bersama Anak Yatim dan Dhuafa, Santunan Pendidikan, dan Pentas Seni Suluk Jawa.

Kegiatan sosial ini berangkat dari gagasan dimana saat ini rentan terjadi ancaman kekerasan terhadap anak berkedok agama dan budaya. Kekerasan berkedok agama dapat dilihat munculnya beragam tindakan intoleran yang mengatas namakan agama. Begitupun dengan kekerasan berkedok kebudayaan. Beragam tindakan kebudayaan acap kali digunakan untuk mendorong rusaknya moral.

Untuk itu, sudah saatnya dibudayakan ragam kegiatan sosial yang mendekatkan perilaku umat manusia di muka bumi ini dengan toleran.  Perlu juga selalu digulirkan pentas budaya yang mampu mendorong terbentuknya moral yang mapan.

Hataman Qur'an bersama anak yatim piati
sedang berlangsung (Doc. Ryan Azza, 2016)



Hataman Al-Quran bersama anak-anak yatim dan dhuafa yang dibarengi dengan santunan pendidikan, merupakan ekspresi dalam rangka mengingatkan kita bahwa nilai-nilai agama Islam adalah penuh dengan empati dan kasih sayang. Dengan mendekatkan anak-anak pada sumber pandangan hidup yang suci ini, anak-anak tidak lagi goyah dan bimbang dengan nilai-nilai suci apa yang perlu didalami dan diteladani. Begitupun dengan berbagi, adalah inti dari ajaran suci dari kitab suci. Dengan demikian kegiatan Hataman Al-Quran yang disertai Santunan Pendidikan adalah satu paket kegiatan sosial untuk menjadi pengingat bahwa umat manusia harus berlaku toleran serta saling berbagi kasih dalam hidup di dunia ini.

Suasana saat digelar kegiatan (Doc, Ryan Azza, 2016)



Selanjutnya, pentas seni suluk jawa merupakan ekspresi dari kegelisahan kami untuk selalu berharap bahwa seni dan budaya harus mampu menjadi lapisan benteng untuk menjadi moral. Pentas seni suluk jawa dengan menghadirkan budayawan dan lantunan syair-syair yang penuh nasehat hidup ini, diharapkan mampu mengingkatkan kita bersama, bahwa seni dan budaya merupakan alat untuk menjaga kemuliaan umat manusia, bukan sebaliknya, malah meluluhlantakkan moral kita. Berangkat dari realitas sosial di atas, Kami akan menggelar acara tersebut. Rangkaian kegiatan ini juga dilengkapi dengan Buka Puasa Bersama, Sholat Terawih, dan Diskusi Malam dengan tematik kerohanian.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.