Kepemimpinan Pangeran Diponegoro
Kajian Prof. Peter Carey terhadap kehidupan Diponegoro pada bukunya mengungkapkan bahwa 'A leader made, not born'. Diponegoro mengalami lintasan budaya selama hidupnya, seperti mengalami hidup di keraton, dibesarkan di pedesaan, dididik di pesantren dan mengalami awal masa kolonialisme. Perjalanan hidup ini memupuk watak Diponegoro yang memiliki sifat-sifat seorang pemimpin yang lengkap. Ia pun memiliki prinsip hidup yang kuat sebagai manusia Jawa yang multikultur. Semua pun sepakat bahwa Perang Diponegoro harus dimaknai sebagai penanaman nasionalisme karena perang ini merupakan upaya menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan umum atas dasar nilai-nilai budaya luhur dan keyakinan keagamaan. Kemampuan Diponegoro untuk mengartikulasi berbagai permasalahan dalam masyarakat saat itu telah membuat perang Diponegoro tidak dimaknai sebagai perang individu atau kelompok, tetapi perjuangan terhadap ketidakadilan. Dalam memaknai perjuangan Diponegoro, hendaknya dikaitkan dengan pendidikan dan pembentukan karakter bangsa yang kuat.
Maka pertanyaan penting yang harus dijawab oleh Bangsa Indonesia adalah: Apakah kita sudah memberi ruang-ruang bagi terciptanya manusia Indonesia yang multikultur?
Penggalan kalimat-kalimat di atas merupakan sebagian dari isi kuliah umum pada Koentjaraningrat Memorial Lecture (KML) XII/2014, yang menampilkan tema "PANGERAN DIPONEGORO, PERANG JAWA, DAN MASALAH KEPEMIMPINAN NASIONAL."
Kuliah Umum yang digelar di Auditorium Gedung X Kampus FIB-UI Depok, Senin (19 Mei 2014) ini, merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) dengan Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI) dan didukung oleh Penerbit Buku Kompas. Kuliah umum dibuka secara resmi oleh Dekan FIB-UI Dr. Adrianus L.G. Waworuntu, M.A., dengan menghadirkan para pembicara di antaranya Prof. Dr. S. Boedhisantoso (Keynote Speaker; Guru Besar Antropologi FISIP-UI) yang memaparkan tentang "Pangeran Diponegoro Pahlawan Nasional," Prof. Peter Ramsay Carey, Ph.D (FIB-UI) dengan paparannya bertajuk "Relevansi Pangeran Diponegoro dalam Wacana Masalah Kepemimpinan Nasional Indonesia Masa Kini," Dr. Tony Rudyansyah, M.A. (Departemen Antropologi FISIP-UI) yang menjelaskan tentang "Diponegoro, Fenomena Ratu Adil, dan Budaya Politik Indonesia: Perspektif Antropologi," Karsono H. Saputra, M.Hum (FIB-UI) yang membahas tentang "Pangeran Diponegoro sebagai Manusia Jawa," dan Dr. Bondan Kanumoyoso (FIB-UI) yang membicarakan tentang "Posisi Pangeran Diponegoro dalam Sejarah Nasional Indonesia." Hasil dari kuliah umum ini kemudian ditutup dengan pembacaan rumusan oleh Dra. Nursamsiah Asharini Moenandar-Rifqi, M.Si, (Universitas Bina Nusantara).
Link terkait:
http://fib.ui.ac.id/node/185
Website UI:
http://www.ui.ac.id
Kamerawan:
M. Rachmat Rawyani
Video Editor:
M.G. Windu Saskara
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=7RZcQrItmbU
Tidak ada komentar: